Kita Hidup Karena Ada Yang Mati

Ketika seorang ibu melahirkan anak...pertama yang dirasakan adalah rasa mules dalam perut.Mules yang tak tertahankan.Kemudian saat jabang bayi hendak keluar maka rasa sakitnya kian memuncak.Sakit inilah yang membawa hikmah luar biasa bagi si ibu sendiri.

Rasa sakit itu justru diperlukan agar si ibu ada motivasi untuk segera menyelesaikan tugasnya melahirkan manusia baru.Rasa sakit memunculkan respon kontraksi.Kalau tidak ada rasa sakit tidak ada keinginan kontraksi,sebab tidak ada alasan yang muncul dari hatinya.

Dengan adanya rasa sakit...si ibu seperti ingin keluar dari rasa sakitnya yang luar biasa.Keinginan mengahiri rasa sakit itu mempunyai efek kontraksi dan keluarnya si jabang bayi.

satu lagi contoh yakni keluarnya kupu-kupu yang keluar dari kepompong.Lubang untuk keluar sangatlah sempit.justru kalau kita membantu melubanginya malah tidak baik buat si kupu-kupu.Dengan lubang yang sempit memungkinkan terjadinya kompresi pada tubuhnya agar menguras cairan yang tidak berguna.Cairan itu keluar dengan kompresi lubang sempit saat keluar dari kepompongnya.

Lalu apa selanjutnya ?
Rasa sakit/sempit atau bahkan penderitaan ternyata dibutuhkan oleh mahluk hidup.Kita sebagai manusia menjadi termotivasi agar menjalani kehidupan ini dengan latar belakang keluar dari rasa sakit tersebut.

Tuhan menciptakan satu hal bertolak belakang dengan hal lain justru untuk kemaslahatan.Kesenangan sangat penting tapi kesusahan membantu menyempurnakannya.hidup yang kompleks memang harus dilihat utuh menyeluruh.Tak ada yang terpenting dari semuanya.Segala sesuatu saling mendukung menuju kesempurnaan prosesnya.

Persepsi kita mesti dirubah agar memandang hidup itu sebagai satu esatuan tak terpisahkan.Kita senang karena ada rasa susah.Kita sehat karena kita pernah sakit.Dan kita hidup karena ada yang mati.