Sabtu, 13 November 2010

Metode Rukyat Yang Bodoh....!

Sekali Lagi Umat islam mengalami perbedaan waktu hari raya.Hari raya idul Adha tahun 2010 ini mengalami perbedaan.Muhammadiyah menetapkan hari selasa tanggal 16 november 2010 sebagai pelaksanaan hari raya Qurban tersebut.Ketetapan dilandasi dengan metode hisab yang telah lama dianutnya.

Sedang NU menetapkan pada hari berikutnya yakni hari rabu tanggal 17 november 2010.Nu menggunakan cara rukyat yakni melihat bulan secara langsung.Mereka menganut cara yang dipakai Nabi Muhammad saw.

Kedua metode tersebut semuanya benar.Lalu mana yang lebh benar ?
Tidak ada yang lebih benar dari keduanya.Namun ada pertimbangan yang lebih efektif dan cerdas menyikapi kedua metode tersebut.

Perhitungan tahun hijriyah didasari pada acuan standar mengenai perputaran bulan mengitari bumi.Kenapa fenomena tersebut menjadi acuan kalender islam ?
Hal itu karena ditunjukan oleh Alloh swt dalam alqur'an.Surat apa ...silahkan cari sendiri.Supaya anda membuka kitab suci anda.

Kenapa perputaran bulan menjadi acuan standar untuk sebuah parameter tahun ?
Pertimbangannya adalah bahwa perputaran bulan itu stabil sepanjang masa.Tidak pernah melenceng secara ekstrem.Kalaupun melenceng hanyalah sedikit dan pasti akan kembali ke orbit semula.

Peredaran bulan yang pasti tersebut sudah diketahui,tinggal kita menduplikasi kalibrasi perputarannnya dalam kalender.Kita tidak perlu ragu lagi terhadap acuan standarnya itu.

Saya analogikan dengan acuan pengukuran besaran panjang berupa METER.Telah disepakati secara internasioanal bahwa satu meter itu sama dengan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan oleh isotop krypton 86 yakni sebesar 1.650.763,73.

Soal angka sebesar itu biarlah menjadi data ilmiah saja.Kita hanya mengambil hikmah bahwa setelah ditetapkan standar maka semua orang harus mengikuti aturannya.Kita ngga perlu melihat panjang gelombang isotop krypton atau duplikasinya yang telah dibuatkan pada sebilah besi panjang.Bilah itu memang selalu diperbaiki karena sifat logam yang mengalami keausan atau pemuaian.

Akan terlihat lucu kalau setiap mengukur benda berapa panjangnya...kita melihat dulu duplikasinya yang tersimpan di Prancis.Atau melihat panjang gelombang isotop krypton.
Goblok amat sudah diberitahukan kalibrasinya masih menginginkan acuannya.Goblok bin katrow...alias oon.

Hahaha....demikian juga dengan kita ketika menetapkan tanggal untuk kalender.Setiap kita ingin mengetahui hari atau bulan harus melihat bulan nongol atau tidak.Yang jelas Bulan tetap beredar.Bulan tidak pernah ingkar janji.Kenapa kita ragu dengan orbit bulan yang telah ditetapkan oleh Alloh tidak pernah bergeser sesuai sunatullohnya.

Bisa saja peredarannya sedikit bergeser beberapa derajat.Tapi hal itu bukan menjadi hambatan untuk meyakini kalau bulan mempunyai garis orbit yang tetap.Mungkin saja melencenganya orbit bulan bukan dikarenakan oleh letaknya yang bergeser.Namun karena disebabkan kerapatan optik di atmosfir..Letak bulan menjadi bergeser karena telah dilencengkan optiknya oleh atmosfir.

Cahaya yang merambat tidak selamanya lurus arahnya.Rambat cahaya bisa dibelokkan oleh benda lain semisal air ,udara,dan gelombang listrik.Maka tidak usah heran kalau kesimpulan kita saat melihat bulan pasti tidak sama.Kita menjadi terlihat bodoh bahkan sangat goblok...menyimpulkan bulan belum muncul di ufuknya.Perbedaan itu paling hanya sebesar 2 derajat saja.Kalau perbedaan itu diatas 5 derajat barulah dikatakan bergeser.

Dari situlah mestinya kita dapat berkesimpulan bahwa perbedaan hilal dalam metode perhitungan kalender islam tidaklah patut diperdebatkan dengan kekukuhan egoisme kuno.Dan yang lebih parah lagi...semuanya menganggap perbedaan itu hal yang wajar padahal bisa dijelaskan dengan kecerdasan ilmiah.

Saya harus menegaskan bahwa metode rukyat tidak lagi relevan lagi disaat sudah ditemukan kesimpulannya.Bulan sebagai acuan yang jelas-jelas ditunjukan oleh Alloh tidak mungkin bergeser dari tempat orbitnya.Ia ..sekali lagi...tidak akan ingkar janji untuk datang diwaktu yang seharusnya ia datang.

Saya memandang bahwa setiap kali ada perbedaan soal penetapan hari raya di Indonesia lebih berlatar belakang keegoisan kelompok.Merasa besar sendiri dan tidak perlu mengalah pada pihak lain sedangkan pihak lain itu menggunakan cara yang lebih cerdas.

Kita bukannya menjalankan agama..tapi sudah menjalankan keegoisan bodoh yang kekanak-kanakan.Kita malah seperti sedang menyembah Bulan.Semua terfokus hanya pada bagaimana mempertahankan metode,sedangkan ajaran agamanya sendiri terabaikan.

Sekali lagi jangan bertindak bodoh hanya untuk mengetahui tanggal kita menanti terbitnya bulan[yang jelas-jelas sudah pasti].Seperti mau mengukur celana dengan melihat dulu berapa panjang gelombang cahaya isotop krypton 86.hahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jenius itu tidak selalu.......

Saya lirik tentang postingan populer blog ini adalah tentang JENIUS.Pembacanya ternyata banyak dari benua Amerika.....wow. Memang menari...