Siklus Kehidupan

Entah hewan apa namanya...berbentuk seperti kumbang.
Tengah mengerubuti seonggok kotoran ayam yang uekhh.
sepintas menjijikan dan tak ingin membayangkan kalau
sekerumunan hewan itu ternyata sedang menyantapnya.

Sekelompok lalat hijau juga sedang asik berpesta.
Bukan pesta yang ada alam pikiran kita semua.
Pesta yang lagi-lagi sangat menjijikan buat kita.
Seonggok kotoran ayam yang baunya sangat menusuk

Dan yang lebih menguras rasa enek lagi ?
beberapa ekor kepiting tengah mengerumuni kotoran.
Lagi-lagi sangat menjijikan buat kita manusia.

Namun saya sulit membayangkan ternyata ada sekelompok
Manusia sampah yang kerjanya mengais-ngais sisa orang.
Tanpa ragu kadang menyantap makanan yang ditemukan
masih kelihatan layak.Saya mesti bersyukur dalam situasi
seperti itu.

Namun...dibalik semua itu ada satu yang tersisa.
Hikmah dibalik kegiatan penuh menjijikan tersebut.
Apa itu ?

Saya membayangkan kalau semua jenis kotoran tidak ADA
yang menindaklanjuti prosesnya.Maka akan menumpuklah
sampah-sampah mulai dari sampah hewan sampai manusia.

Penguraian sebagai siklus kehidupan sangat penting.
Bayangkan kalau tidak ada penguraian yang dilakukan
oleh mahluk-mahluk pemakan kotoran,pemakan bangkai,
dan lain sebagainya,kita akan repot sendiri.

Mungkin bagi kita hewan pemakan kotoran adalah jijik.
Namun bagi hewan itu sendiri adalah nikmat.
Bagi kita para pemulung itu joroknya minta ampun.
Tapi bagi mereka itulah tambang emas yang kemilau.

Para pengais benda-benda jorok seperti hewan,lalat,dan
pemulung,hidup seperti itu adalah sebuah takdir.
Bagi kita mereka masih bisa memilih.

Tapi apa pernah kita berpikir kalau keadaan kita menjadi
seragam akan terlihat makin tidak sempurna ?

Keragaman adalah keniscayaan.Biarlah kita menjadi apa
adanya dan tak perlu jadi yang lain.apalagi menuntut
orang lain menjadi seperti kita.

Kita berbeda untuk saling melengkapi.