Orang Indonesia cenderung ikut-ikutan.
Entah itu trend handphone, memakai kawat gigi,
bermobil, dan sejenisnya.
Hal itu menyebabkan tingkat konsumsi Indonesia
akan barang luar sangat besar.
Apalagi penyebabnya kalau bukan iklan-iklan
tidak bermutu di media massa dan tekanan
teman-teman (peer group).
Remaja-remaja membuang-buang uang untuk membeli
BlackBerry, berbondong-bondong ke ahli gigi
untuk memasang kawat gigi yang membuat penampilan
mereka semakin hancur saja, dan merengek
kepada orang tua agar dibelikan mobil.
Bahkan para orang tua pun memiliki konsumsi
yang cukup besar, apalagi yang tinggal
di daerah metropolitan macam Jakarta.
Maka tidak heran anak sekarang jajannya
bukan lagi snack,tapi pulsa.Lebih baik tidak
makan bakso dibanding tidak bisa SMS-san.
Pulsa sudah menjadi komoditi primer di
Indonesia.Celakanya konsumennya merata di
semua strata sosial.Sampai pemulungpun
jajan pulsa.Edaaannnn....Indonesia.
Ironinya orang Indonesia,jadi sasaran pasar
barang luar negeri.Konsumerisme yang terlihat
seperti kemajuan pembangunan,padahal kita
sedang memiskinkan diri.Tunggu beberapa
dekade lagi kita akan jadi bangsa yang
tergantung dengan bangsa lain.
Celakanya kita akan didikte oleh negara lain
dalam berbagai sisi diplomasi.Karena kita
tidak punya apa-apa untuk ditukar dengan
barang-barang yang mereka punya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jenius itu tidak selalu.......
Saya lirik tentang postingan populer blog ini adalah tentang JENIUS.Pembacanya ternyata banyak dari benua Amerika.....wow. Memang menari...
-
Alkisah.Saat Raja Daud berkuasa berniatlah beliau untuk menuntut ilmu. Sang Raja yang masih muda membutuhkan banyak pengalaman empiris. Ma...
-
Tanggal 2 desember 2016 jadi tanggal paling populer untuk minggu-minggu terahir.Saya jadi teringat dengan simbol Wiro Sableng didadanya 212...
-
Selagi mendengarkan lagu country "cotton field" terbayang dalam benakku hamparan savana yang luas.Kuda,sapi-sapi dan orang-orang d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar